Sekelompok hacker diduga berhasil membobol data warga China baru-baru ini. Tak tanggung-tanggung, ada 1 miliar data warga China yang mereka curi.
Peretas mengklaim telah berhasil membobol 1 miliar file warga Tiongkok
Menurut Suara.com, peretas mengaku mendapat begitu banyak data dari database Kepolisian Shanghai.
Baca juga:
– Pejabat Ukraina menargetkan peretas selama invasi militer Rusia
– Wow, peretas menggunakan zoom untuk menyebarkan malware jahat
– Polisi menyita situs peretasan RaidForums
– Ditargetkan oleh peretas, Samsung kehilangan ratusan gigabyte kode penting ini
Hacker ini juga melaporkan berapa banyak data yang dia curi dan data apa saja yang tersimpan di database
Shanghai Police Force yang dia retas.
Data yang diretas hacker ini berkapasitas 23 TB dan dijual seharga 10 bitcoin atau setara dengan Rp3 triliun (kurs 5 Juli), seperti dikutip Engadget, Selasa (7/5/2022).
Catatan ini meliputi nama, alamat, tempat lahir, KTP dan nomor telepon. Salah satu sampel data cocok dengan pengaduan pidana tahun 1995.
Ilustrasi Peretas. (pixabay)
Ilustrasi hacker atau hacker. (pixabay)
Bahkan, beberapa wartawan membenarkan bahwa data tersebut memang benar saat memanggil nomor-nomor yang ada di daftar kebocoran data.
Belum diketahui bagaimana peretas ini bisa masuk ke database kepolisian.
Didukung oleh GliaStudio
Namun, klaim awal mengatakan mereka masuk melalui sistem milik Aliyun, perusahaan cloud milik Alibaba, yang juga merupakan wadah untuk database.
Sejauh mana dampak dari kebocoran data tersebut tidak diketahui.
Namun, pakar keamanan siber mengklaim bahwa insiden ini adalah yang terbesar dalam sejarah Tiongkok.
Ini adalah laporan terbaru tentang pelanggaran 1 miliar catatan warga Tiongkok, yang diklaim peretas berasal dari basis data kepolisian Shanghai
Baca Juga :